Tuesday, December 27, 2011

PENCARIAN.... GELISAH.... PROSES !!!

"Kenapa malam ini saya begitu gelisah?" 
kenapa??
kenapa??
kenapa?? 
.....
....

Ah.. saya bertanya sesuatu yang saya sendiri tahu betul sebab kegelisahan saya malam ini. Ya! TERTEKAN. Sebenarnya memang tidak pantas dikatakan tertekan karena, mungkin ini hanya ketakutan dan kegelisahan yang berlebihan sehingga saya menyimpulkan bahwa diri saya merasa tertekan. 

Inspektur Jenderal... Oh ! Inspektur Jenderal !
Saya tidak menyalahkankmu wahai naskah.... saya menyalahkan diriku sendiri...
Saya membunuhmu... saya tidak bisa menghidupkanmu.. saya GAGAL !! SAYA MENYERAH !!!!


Kebebasan...

Setiap orang pasti memiliki definisinya masing-masing tentang kebebasan...
kebebasan berbicara, kebebasan bertindak, serta kebebasan-kebebasan lainnya yang ada di dalam hidup ini...

Entah saya yang merasa risih dan terganggu atau memang beberapa orang yang salah mengartikan kebebasan. Memang saya tidak punya hak melarang orang lain untuk mewujudkan kebebasan di diri mereka. Namun, terkadang sebuah kebebasan yang terlalu berlebih menurut definisi otak anda bisa membuat seseorang (seperti saya misalnya) menjadi sesak nafas bahkan meneteskan air mata. Tragis bukan...?? Saya tidak menyalahkan kalian....Tapi saya menyesalkan, kenapa kalian memilih jalan kebebasan seperti itu ?



(Untuk sahabat-sahabat kecilku yang malang....)

Sunday, December 25, 2011

Inspektur Jenderal ?

"Tuan-tuan kuundang kemari, untuk mendengarkan sebuah berita yang tidak menyenangkan. Seorang inspektur pemerintah pusat, akan datang kemari untuk mengadakan INSPEKSI!."

"APAAAAA ??"

Ya, mendengar kata INSPEKSI pasti akan membuat para petinggi wilayah kalang kabut. Tak terkecuali Walikota. Beliau pasti orang yang paling gelisah.Yaaaaaah, setidaknya sampai dia mengetahui bagaimana cara meluluhkan hati "Inspektur" itu.

Well, itu tadi sepenggal dialog pembuka dalam naskah teater The Government Inspector atau Inspektur Jenderal karya Nikolai Gogol. Penuh dengan kegelisahan, kepanikan, bahkan ketakutan yang berujung dengan hilangnya kejujuran. 

Kali ini saya tidak akan membahas bagaimana isi naskah secara keseluruhan. Bagaimana mungkin Inspektur bisa datang secara tiba-tiba. Bagaimana pula kericuhan yang terjadi saat bertemu Inspektur. Dan mengapa Walikota  mengijinkan istrinya untuk selingkuh. Tapi, kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya yang saat ini sedang mengikuti proses teater dalam naskah INSPEKTUR JENDERAL.

Sekedar informasi, nama saya Oge alias Ulenk dari Sanggar Seni LENTERA. Dalam naskah ini saya berperan sebagai Seorang Walikota yang terlahir dengan Nama asli Bangga Pribadi. Berumur kira-kira 45-an tahun, berbadan tegap besar, dan pastinya sudah memiliki istri dan juga seorang anak. Menurut hasil pembedahan naskah ini, sosok walikota disini memang sedikit patut dijadikan contoh karena sifatnya yang tegas, konsisten, selalu tenang dalam menghadapi masalah namun sedikit menyelipkan nepotisme. 

Karena dalam naskah kali ini walikota adalah seseorang dengan suku Batak. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas seorang aktor untuk melakukan pencarian karakter. Sedikit kemudahan menurut saya karena memang saat ini peran dengan suku Batak sudah banyak sekali di dalam sinetron-sinetron bahkan film-film indonesia. Jadi, saya hanya tinggal membayangkan bagaimana cara mereka berbicara sambil sesekali menggerak-gerakkan kepala dan membuka mulut sedikit agak lebar dari biasanya. Tapi, seklipun referensi karakter sudah cukup banyak, saya masih mengalami kendala dalam hal gestur dan artikulasi (Alaaaaamaak Keceplosan *guess who??* :D hahay). Kendala terberat untuk naskah ini adalah proses penghapalan dialog-nya. Fiuuuuhh, bayangkan saja naskah dengan ketebalan yang menurut saya luar biasa (40 halaman lebih) ini harus di hapal dalam jangka waktu 1 bulan kemudian diteruskan dengan blocking panggung dengan beberapa babak di tiap-tiap bagiannya.

Namun demikian, sekalipun semuanya terlihat begitu sulit dalam hal pencarian, pemantapan, dan penguasaan karakter saya sangat menikmati setiap proses  kreatifitas dalam naskah ini (begitupun naskah-naskah lainnya). Terima kasih untuk Sutradara Oleh Ka Ipin dari teater Copo yang selalu tabah menghadapi permainan saya  yang belum bisa melakukan apa yang ka ipin inginkan, serta para pemain yang sungguh sangat menginspirasi dan selalu memotivasi. Ka kais, Ka Imam, ka Hasby, Wahyu dan Shinta (kita trio kakula hehe :D), Cici, Icen, dan Yudha. SEMANGAAAAT !! POKOKNYA BESOK LENGKAP...... SIKAAAAAAAAAAAAAAT !!!!




Coming Soon 
February 2012 ....

Sunday, March 13, 2011

Hipotesis Mahasiswa



Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini, "Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?".


Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, "Betul, Dia yang menciptakan semuanya".

"Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi. "Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan".

"Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau Agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, "Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?".

"Tentu saja," jawab si Profesor,

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?"

"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada.

Kamu tidak pernah sakit flu?" Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab, "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada.

Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas."

Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?" Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada."

Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak.

Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak.

Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?"

Dengan bimbang professor itu menjawab, "Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya.

Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah, Pak.

Kajahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan.

Tuhan tidak menciptakan kajahatan. Kajahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya."

Profesor itu terdiam.

Siapakah mahasiswa tersebut???

SUMBER KLIK DISINI

Monday, March 7, 2011

INDRAWAN !

C 301 09 XXX ….. ???

“haaaa….??”
“itu apa ?”
“semacam kode agen rahasia?”
“Nomor HP jenis terbaru, ya?”

Hmmm, mungkin kata-kata ini yang akan terlontar dari beberapa orang yang masih asing dengan paduan huruf dan angka seperti itu. Sebenarnya tanggapan mereka itu salah banget, itu bukanlah Kode agen rahasia ataupun Jenis nomor HP terbaru, atau mungkin ada yang menyangka kalo itu nomor togel ..!! sereeemmm ..
Ok, gue akan menjelaskan arti dari huruf dan angka tersebut. Dimulai dari huruf C yang berada di depan, mungkin orang-orang yang mengidap penyakit narsis yang berlebihan akan beranggapan kalo huruf ‘C’ di depan adalah singkatan dari ‘cantik’, ‘cakep’ dan segala kata-kata yang mengagungkan dirinya sendiri yang diawali huruf ‘C’ (ex. Cacat XD), Just kidding, sebenarnya ‘C’ itu berarti C.I.N.T.A! LOOOOHH bukaaannn !! C adalah Kode Fakultas di kampus tempat gue dan teman-teman gue mengenyam pendidikan pasca SMA. Misalnya gue yang milih Fakultas Ekonomi otomatis gue memilih huruf ‘C’ sebagai awal dari identitas gue, bukan karena gue cakep (disebabkan gue masih nemuin banyak banget orang yang Non-cakep disana. Termasuk gue :P).
Lanjut ke angka 301, angka keramat ini adalah kode Jurusan yang kita ambil, misalnya kita ngambil jurusan Manajemen maka kode awal kita jadi ‘C 201 ….’ kalo kita ngambil jurusan Pendidikan Santet maka kode kita menjadi ‘C 666 …..’ Nooooo…!!! sedangkan 301 sendiri adalah kode Jurusan Akuntansi. Yaaaaahhh!!, ketahuan deh gue ngambil jurusan Akuntansi.
Lanjut  ke digit berikutnya adalah ‘09’ yang berarti tahun angkatan kita masuk universitas itu, misalnya lo masuk tahun 1975 jadi Nomor lo adalah ‘C 301 75 …’ trus Cicit lo masuk tahun 2075 berarti nomor Cicit lo jadi ‘C 301 75 …’ wah, Tuhan memang sudah menakdirkan kalian berdua sebagai kakek/nenek buyut dan cicit karena Nomor angkatan kalian sama.
Untuk digit berikutnya sih untung-untungan aja, istilahnya sesuai nomor antrian. Misalnya waktu awal-awal daftar, gue ada di barisan 82 otomatis untuk melengkapi semuanya jadi C 301 09 082 jadi kasian banget yah yang ada di barisan ke 35.493.
Well, kalian udah paham kan maksud perpaduan huruf dan angka itu. Istilah kerennya sih Nomor Stambuk. Entah apa arti sebenarnya karena selama gue mengenyam dunia pendidikan dari gue TK, SD, SMP, SMA/SMK gue Cuma punya Nomor Induk bukan nomor Stambuk. Apa mungkin Istilah Stambuk diambil karena dulu penemu istilah ini sering nongkrong di Starbucks ato mungkin dia penjual Spanduk, Entahlah. Yang pasti gue udah nyaman sama Stambuk gue.
Disini gue bakal nyeritain kisah dari teman-teman sekelas gue di Akuntansi 2. Kenapa Akuntansi 2 ? karena, kelas gue terbagi 2. Ya, kelas pertama Akuntansi 1 dan kelas kedua pastinya Akuntansi 5 (loooh??). Jadi silahkan baris yang rapi siap-siap nama siapa yang bakalan dipanggil. Ayoo baris yang manis anak-anak…….


“C 301 09 071 INDRAWAN”

Agustus kelabu 2009, mungkin kalo si Yuni shara ada disini gue bakalan maksa dia buat ganti lirik lagu Desember kelabu jadi Agustus kelabu. Yah, karena emang skarang awan lagi mendung, NOOO!! Bukan-bukaaann.. tetapi karena gue mesti ngadapin hari-hari pertama gue jadi mahasiswa baru istilah kerennya sih MaBa (Manusia Babi).
Bentar, gue mau nerawang mengingat masa lalu  ketika gue sama teman-teman STM gue ngebayangin jadi Mahasiswa baru.
“Kata om gue, dulu dia disuruh makan permen bekas seniornya yang belum sikat gigi!” kata si Robin
“Yang bener lo ?” si Azza kaget, disambut anggukan kepala Robin
“Wah, belum apa-apa sih kalo permen. Kalo om gue dulu sih disuruh nyabutin bulu ketek temannya trus tidur sambil nyiumin ketek temannya semalaman!” Sambung Eno.
“Wew, berarti idung om lo bau ketek dong skarang soalnya dulu dia di bekep ketek semalaman!” ejek gue sambil ketawa ngakak.
“wah, jadi pelajaran buat kita nih kalo pas ospek nanti kita mesti wangi!” Akhirnya obrolan berakhir dan kamipun saling berciuman ketek satu sama lain.
Percakapan tersebut masih terbayang-bayang diingatan gue saat itu. Bagaimana kalo nanti idung gue mati rasa karena kelamaan diketekin? Bagaimana kalo gue tertular penyakit mematikan ketika gue mesti makan permen dari senior yang gak sikat gigi ? Mampus gue, gue belum siap mati muda.
Akhirnya gue berinisiatif beli parfume dan Deodorant sekaligus buat jaga-jaga siapa tau kejadian itu terjadi sama gue. Kan gak enak pas adegan itu terjadi pasangan gue gak tahan trus tewas. Ketika masuk acara Sergap ternyata kematian korban diakibatkan oleh Ketek mematikan gue. Lupakan masalah ketek, sekarang gue sama emak gue lagi ada di salah satu supermarket di kota gue. Ceritanya gue mo nyari Pita abu-abu buat persyaratan Ospek nanti, Ya Ampuun, yang benar aja pake pita Abu-abu, warna pink dong biar keren. Lagi asik nyari-nyari pita gue ketemu sama seorang cowok yang penampilannya saat itu bisa dibilang gak pantes buat masuk ke supermarket, ya iyalah dia make celana olahraga, sandal jepit sama kaos putih.
“Aduh, security! Ada anak ilang nih!!”teriak gue dalam hati.
Seorang Ibu yang setelah gue ketahui adalah tante anak tersebut datang menghampirinya. Emak gue yang hanya berjarak beberapa senti dari mereka akhirnya bertanya kepada salah satu penjaga disitu.
“Mbak, ada pita warna abu-abu gak ya?” Tanya emak gue.
“Oh, ada bu. Sebentar ya!”Kata si mbak sambil nyari pita yang dimaksud di rak bawah.
Si anak sama tante tadi mungkin mendengar percakapan rahasia antara emak gue dan si mbak penjaga tadi.
“Ini bu Pita-nya, tapi Gak bisa dibeli per-meter bu.” Kata si mbak yang muncul tiba-tiba dari bawah.
“Ya, udah ma. Beli smuanya aja!” sambung gue. Siapa tau sisanya bisa dipake buat nge-hias baju ato rambut kan lucu. (woeeekk)
“Ibu, anaknya masuk Akuntansi ya?” Tante itu akhirnya buka suara. Sambil menarik ponakannya itu.
“Oh, iya bener bu !” Jawab emak gue sekenanya.
“Wah, sama Dong. Ponakan saya juga masuk Akuntansi. Dia juga mesti beli Pita Abu-abu!” Kata tante itu panjang lebar sekaligus memperkenalkan ponakannya itu ke gue.
Singkat cerita, akhirnya pita-abu-abu-yang-tidak-bisa-dibeli-per-meter tersebut dibagi menjadi dua, beberapa meter buat gue dan beberapa meter lagi buat anak itu. Kemudian kami berpisah karena emak gue dan tante anak itu telah bersepakat untuk pertunangan kami berdua. Nggak jek, yah karena telah mendapat Pita Abu-abu pastinya.
“Yah, gue lupa deh nama anak itu. Sudahlah, paling gak sekelas nanti.” Kata gue dalam hati.
. . .

Di kelas gue punya teman namanya Indrawan, Nomor Stambuk dia C 301 09 071   . Gue dekat sama dia karena ehem, dia pintar. Kalo gue perhatiin sih, Indrawan tipe orang yang sehari-harinya mungkin berhadapan dengan buku, tidur dengan buku, bahkan makanpun dengan buku. Di kelas keaktifan-nya-pun jangan ditanya lagi. Setiap pertanyaan dari Dosen selalu dijawab sama dia.
“Apa pengertian dari mesin las?” Tanya salah satu dosen.
“Saya bisa jawab bu!”Sanggah Indrawan sambil ngangkat tangan.
“Ada yang tau Pengertian dari Make-up?”Tanya dosen lagi.
“Saya bisa jawab bu!” Sanggahnya lagi.
“Ada yang tau siapa pelaku penyebaran video mesum mirip Artis?” pertanyaan berikutnya.
“Saya bisa jawab bu!” Lagi-lagi Indrawan.
Akhirnya si Indrawan menjadi bintang di kelas sekaligus menjadi ketua kelas. Jadi, gak usah dorong-dorongan lagi kalo disuruh ngambil Absen di ruang pengajaran cukup tugas ketua kelas aja.
Tapi, terkadang keaktifan Indrawan dikelas bikin jenuh juga sih. Soalnya selain Artikulasinya kurang jelas saat menjawab pertanyaan, pitch control-nya pun gak di perhatiin, ditambah penjelasan yang panjang lebar semakin me-ruwetkan otak mencerna kata-katanya. Contohnya nih kaya gini.
“Ada yang tau pengertian dari Pulpen?” Tanya salah satu dosen.
“Saya bisa jawab pak!” Pastinya ini Indrawan.
“Silahkan Indrawan apa jawaban kamu?”
“Pulpen adalah Suatu alat yang berisi tinta yang digunakan untuk menggoreskan suatu garis, kata, atau kalimat diatas kertas. Sebelumnya saya jelaskan pengertian kertas, kertas adalah hasil olahan dari serat kayu yang dicampur sedemikian rupa sehingga menghasilkan lembaran-lembaran kertas. Kembali kepenjelasan pulpen tadi, setelah pulpen dan kertas bertemu maka akan terjadilah sebuah tulisan yang begitu indahnya sehingga pulpen dan kertas tadi menikah.” Jawab Indrawan mantap. Dan dosenpun bertepuk tangan gembira.
Kalo gue ditunjuk buat jawab pertanyaan tadi sih pasti gue bakalan jawab. “Err, Pulpen adalah Alat untuk menulis, pak!”. Dosenpun menunduk malu dengan jawaban gue.
                                . . .           
Kalo sekilas ngeliat tampilan fisik Indrawan ditambah sifat dan sikapnya yang sedemikian rupa. Mungkin kita berpikiran, Apa mungkin anak ini pernah jatuh cinta? Kalopun dia jatuh cinta, pasti sama buku, ato sama kalkulator. Karena rasa penasaran gue yang mendalam, akhirnya gue menyelidiki kisah cinta Indrawan selama ini (Disini keliatannya gue ngebet banget sama Indrawan).
Cara gue adalah kalo dia lagi duduk sendiri gue samperin trus gue pancing dengan mengalihkan topik pembicaraan yang awalnya tentang pelajaran ke topik yang berkaitan dengan cinta. Seperti mebalikan telapak kaki, ternyata mudah untuk mengorek kehidupan cinta beliau. Akhirnya gue ketahui dia sekarang lagi sakit hati, karena seorang cewek. Sambil menerawang, Indrawan nyeritain kalo sebenarnya dia lagi mikirin pacarnya yang ninggalin dia  karena pacarnya itu mau nikah sama cowok lain. Begitu seriusnya Indrawan nyeritain kisah cintanya sampe airmata menetes ke wajah keriputnya (nggaklah).

. . .
Semester 2 pun tiba setelah 6 bulan menjalani kehidupan keras dalam dunia perkuliahan. Keakraban mulai terjalin satu sama lain antara Giska dengan Tuti, antara Syarif dengan Lisyanti, begitu pun antara gue dengan Indrawan. Pernah suatu hari gue lagi duduk berdua sama si Indrawan. Bicara ngalor-ngidul sambil ketawa-ketiwi gak jelas depan kelas. Tiba-tiba isi Indra nanya.

“Lenk, ingat gak pertama kali ketemu gue dimana?”

“Hmmm, seingat gue sih waktu pembagian kelas. Bener gak ya?” Jawab gue setengah gak yakin. Yaiyalah, gue beneran gak ingat pernah ketemu Indrawan pas Ospek. Soalnya selain botak, tampilan cowok-cowok yang ikut ospek beberapa bulan lalu semuanya mirip. Kepala botak, pake kemeja putih, celana bahan warna item, sepatu item. “Hm, kalo gue ? lo ingat gak pertama kali ketemu gue dimana?”Tanya gue balik. Pastinya dia bakalan jawab ketemu gue pas Ospek waktu gue disuruh maju kedepan dihukum gendong anak kecil sambil nyanyi lagu Tak gendong-nya Mbah Surip.

“Gue pertama ketemu lo pas di Supermarket waktu nyari pita abu-abu.”Jawabnya.
“APAAAA???ITU ELOOOO??” Gue kaget setengah mati. Bagaimana bisa anak dekil yang berbagi pita-abu-abu-yang-tidak-bisa-dibeli-per-meter itu adalah INDRAWAN. Gue masih speechless gak nyangka kalo gue ketemu Indrawan lebih cepat dari dugaan gue,
“Eh, gue masih nyimpen sisa pita-nya loh, dalam bagasi motor gue!”Lanjutnya. Oh, My God, Apa gue mesti kasih tau ke dia kalo sisa pita punya gue udah ilang dibawa kabur sama kucing gue, ketika gue melakukan usaha pembunuhan terhadap kucing gue dengan menjerat lerhernya dengan Pita abu-abu itu. Alhasil, kucing gue yang ngerasa terancam langsung nyakar tangan gue dan kabur bersama pita yang masih terikat dilehernya. Ketika dia balik, pita itu udah gak ada.
“Hehe, syukurlah lo masih nyimpen pita-nya.”Sampe di rumah, gue langsung ke tempat tongkrongan favorit kucing gue (baca=Tempat sampah) buat nyari sisa pita itu. Gak sia-sia perjuangan gue selama 5 menit obrak-abrik tong sampah akhirnya gue nemuin pitanya dan sedetik kemudian gue langsung mendaratkan pita itu kembali ke Tempat sampah. Ya, benar sekali. Pitanya bau sampah.


 Ntar di lanjut lagi yaaa eheheheheh !!!